RILIS INFO ■ Dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep pengukuran panjang, dua siswa SDN 7 Salotungo kelas II A, Muhammad Gibran Ramadhan dan Nafiah Sheza, mewakili teman-temannya dalam praktek pengukuran panjang menggunakan alat baku dan tidak baku. Kegiatan ini dipandu oleh guru mereka, Mardayanti, S. Pd, sebagai bagian dari materi yang diajarkan di kelas.
Pada kesempatan ini, Gibran dan Sheza menunjukkan kepada teman-temannya cara mengukur panjang meja kelas. Mereka menggunakan penggaris sebagai alat ukur baku dan jengkal tangan sebagai alat ukur tidak baku.
Mardayanti, S. Pd, menjelaskan pentingnya memahami perbedaan antara alat ukur baku dan tidak baku. "Penggunaan alat ukur baku seperti penggaris memberikan hasil yang lebih akurat dan konsisten. Sementara alat ukur tidak baku, seperti jengkal tangan, dapat memberikan hasil yang bervariasi tergantung pada siapa yang mengukur," jelasnya.
Selama kegiatan, siswa-siswa lainnya tampak antusias mengikuti penjelasan dan demonstrasi yang dilakukan oleh Gibran dan Sheza. Mereka juga diberi kesempatan untuk mencoba mengukur panjang berbagai benda di kelas menggunakan kedua jenis alat ukur tersebut.
Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang pengukuran panjang, tetapi juga melatih keterampilan mereka dalam menggunakan berbagai alat ukur. Dengan pendekatan praktek langsung, siswa diharapkan dapat lebih memahami konsep yang diajarkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Sekolah SDN 7 Salotungo, Abdul Asis, S. Pd I, mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh guru dan siswa. "Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat dalam menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat belajar siswa. Saya berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa mendatang," ujarnya.
Dengan demikian, melalui praktek langsung yang dipandu oleh guru dan melibatkan siswa secara aktif, SDN 7 Salotungo terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
